Selasa, 19 Maret 2013

Perasaan yang sama, kenyataan yang berbeda

Ini kisahku dan ini juga kisahmu ; bersembunyi.
kita bersembunyi dalam sebuah rasa yang tak pernah tau kapan ia datang, kapan ia datang hingga menghinggapi tanpa kita sadar. padahal aku dan kamu sudah ada mereka yang kini mengisi hari-hari kita begitu aku dan begitu juga kamu.
dari sorot mata mu yang tajam aku membaca sejuta tanya, aku melihat segerlik bahasa; cinta.
entah bagaimana aku dapat menyimpulkan hal tersebut, aku diam menatapmu dari ujung gedung disana ingin rasa langkah kaki ku melangkah dan bertanya apa yang kau lakukan kala hari pada senja itu sehabis hujan. kaki ini serasa memaksa tubuhku ku untuk bergerak, aliran darah dalam otak ku serasa di sambar sebuah kilat yang memaksa ku untuk melangkah, entah apa yang membuatku kaku; aku ragu.
perasaan ini semakin menyiksa ku, apa aku harus menghampirimu yang duduk diam di ujung sana? entahlah, aku kaku bagaikan gunung es dari kutub utara bibirku pun serasa gagap ketika berhadapan denganmu. Padahal, aku suka sekali berbicara. mengapa dengan mu aku kaku; mustahil.

Niatku untuk menghampirimu aku urungkan; takut.
takut apabila aku harus terlihat bodoh di depanmu, seakan gagap dan diam di hadapanmu. Aku berbalik.
Tiba-tiba...
suara itu. aku mengenalnya suara yang bagaikan desiran angin di padang pasir yang membekukan peredaran darahku.
aku berbalik melihat kehadapannya. Dia tersenyum manis dan dengan bahasa tubuhnya ia memanggilku untuk di sebelahnya. Ini malam yang tak pernah ku duga. Apa dia merasa hal yang sama??

Dengan percaya diri aku melangkah menuju dia yang ku membuatku terdiam kaku; cowo dingin. mungkin ini panggilan ku kala aku belum mengenalnya secara dekat, dingin dikala dia membuatku kaku dasar kutub utara. Aku duduk disebelahnya, tak ku pedulikan walaupun tempat itu habis di guyur hujan.

Dia memulai pembicaraan.
"Hari nya dingin"
"memang. kau tahu harinya dingin mengapa masih saja duduk disini? dasar cowo aneh!"
"kamu juga kenapa daritadi menatapku dari ujung sana?"
"tidak! aku tidak menatapmu. aku hanya melihat keadaan diluar. kamu salahpaham!" lagi aku menyangkal

kami terdiam.
aku tahu kadangkala kami saling mencuri tatapan dan kala itu pun pandangan kami saling bertemu tanpa kami sadari.

Dia memanggil namaku. aku melihatnya.
"aku mempunyai perasaan yang sama denganmu"
oohhhh!!! apa ini? mengapa dia tahu? apa sahabatku memberitahukannya? apa diam-diam dia mendengar pembicaraan ku tentang dia?
lagi-lagi. aliran darah trombosit dan leukosit ku saling bertabrakan, lagi-lagi. otakku kaku karna mu.
ingin aku menyangkal, tapi aku tahu mataku berbicara jujur; tidakbekerja sama -______-.

"baiklah, sekarang kamu tahu. dan itu tidak berarti apa-apa bukan? kamu tidak mungkin mempunyai dua hati disaat kamu juga mencintai dia selain aku. kita baru mengenal, dan ini hanya karna kegiatan ini bukan? kamu tidak mengerti!! ini sulit"

"baiklah. tapi.."

"tapi bagaimana??" aku mengeluarkan handphone dan "kamu akan mengerti hatiku saat kau mendengarkan lagu ini".
di tengah klimaksnya pembicaraan kami. seorang teman memanggil kami untuk masuk kedalam gedung.

"ayo masuk. anggap saja tidak ada yang terjadi."
aku pergi dan ia menyusul dari belakang.

entahlah. apa yang ku rasakan pada beberapa menit yang membuat ku senang dan takut.
senang karna ia juga mempunyai perasaan yang sama, dan takut apabila perasaan ini hanya sia-sia dalam sebuah permainanmu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar