Senin, 12 Agustus 2013

Jalan Persimpangan

Siang-siang begini rasanya ingin sekali menulis segala hal yang ku alami hari, minggu bahkan bisa disebut bulanan ini terjadi banyak hal. Banyak cerita. Bervariasi. Tentangku. Hati. Perasaan. One more about everything.

Kisah awalku bermula dimana kita sebagai manusia. Sosok paling sempurna yang di ciptakan dari mahakarya yang tak ternilai kekayaannya.
Ia pun mengkaryakan hidupku. Dalam kisah ini aku sebagai tokoh utamanya. Menyadari adanya jalan yang harus di lewati, didiamkan, di hindari bahkan disimpangkan.
Begitulah gejolaknya bagaikan grafik kehidupan yang naik turun dan ada saatnyaa mendatar hingga datar sampai bagian paling bawah.

Tidak hanya kisahku. Ada lagi seseorang. Seseorang yang bisa di bilang mampu membuatku untuk berhenti, melaju, pelan-pelan, hingga terkadang membuat ku jatuh. Dan akhirnya bangkit lagi seperti sekarang. Selalu begitu... entah harus disebut apa??
Tidak hanya itu. Ia membuat segala nya semakin menjadi hingga aku sampai pada satu titik di ujung. Dimana di sana adalah ujung dari segala sesuatu kemuakanku, kemarahan, keterpurukan hingga jatuuhh sangat dalam bagaikan dalam pusaran ombak yang mengakibatkan ku akan terarus kedalamnya. Kedalam pusarannyaa. Aku mencari wajah itu untuk menolongku. Menyentuh dan menggengan erat tanganku agar aku tidak terbawa arus. Tetapi...

Entahlah. Dimana dia? Dimana sosok itu? LENYAP!! HILANG. PERGI.
Aku berteriak tetapi ia malah menutup gendang telinganya sekeras mungkin hingga suara rintihan itu tidak lagi terdengar. Lalu lari sekencangnyaa agar tidak dapat lagi menatap. Menghilang dan pergi. Lenyap dan entah kapan akan kembali? Apa mungkin ia akan kembali setelah perlakuannya itu?
Kisahnya sangat rumit. Di campuraduk pula dengan kisah konyoll ku. Seseorang yang berada di persimpangan tanpa tau akan berjalan kemana. Kadang berjalan terus tanpa menegok kebelakang. Kadang ragu untuk maju dan menegok kebelakang. Terhenti. Lalu merunduk keletihan hingga sampai pada saatnya terbawa arus pusaran ombak.
Lalu ia malah pergi. Meninggalkan sosok itu sendirian? dengan menikmati ketenggalam tanpa ada tanda-tanda kehidupan.

Sebegitu teganya kah? 
Atas semua hal tersebut apa ia melupakan sesuatu yang begitu lazim di rasakan. IYA. LUPA??
Rasa. Perasaan. Kasih. Kenangan dan harus di sebut apa hal itu? 
Aku tak tahu. Tak mengerti. Kehilangan arah dan kendali. Seperti kuda tanpa pacu untuk di acu. Seperti itulah gambarannya.

Sekarang. Haruskah semua itu dilupakan?! Datang. Lalu pergi. Putih dan abu !

1 komentar: